Halaman

Senin, 12 Desember 2011

Awas, Pernikahan Hancur Karena 6 Masalah ini...



Masalah akan selalu datang dalam sebuah hubungan, meskipun Anda sudah menikah. Namun jangan sampai masalah-masalah tersebut menghancurkan pernikahan yang sudah dibangun. Ini enam masalah yang biasa menghantui pasangan menikah.
Trouble maker 1
Money, Money, Money

Stres dan pertengkaran yang timbul gara-gara uang kerap kali jadi biang keladi nomor satu. Biasanya, ketika suami istri bertengkar tentang uang, pertengkaran mereka sesunguhnya simbol dari sesuatu yang berbeda-perebutan kekuasaan, perbedaan nilai atau pandangan, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan uang.

Bayangkan apa yang terjadi di masa sulit, jika di masa senang saja Anda dan si dia tak berhenti meributkan soal uang. Ketika masalah ekonomi melanda adalah hal yang wajar bila Anda berdua merasa terombang-ambing bagai dihantam ombak besar sehingga stres tak mungkin terhindarkan.

Tekanan masalah keuangan biasanya akan berimbas pada hal-hal lain dan menyulut keributan-keributan baru yang tak berhubungan dengan sumber masalah utama, uang. Misalnya, gara-gara salah satu tertekan akibat problem finansial, ia menjadi kehilangan kesabaran dan mudah terpicu amarahnya sehingga stres pun menjalar kemana-mana. Tanpa disadari, pertengkaran melebar ke bidang-bidang lain yang tak ada hubungannya dengan uang.

Trouble maker 2
When The Baby Comes

Hadirnya buah hati juga potensial menjadi sumber keributan dalam sebuah perkawinan. Bagi pasangan yang memang mengharapkan anak, kelahiran mereka ke dunia tentu membawa suka cita tersendiri. Namun begitu, memiliki anak dapat membawa tekanan tambahan dalam perkawinan karena merawat dan membesarkan anak membutuhkan sebuah tanggung jawab besar. Terjadinya perubahan peran sebagai orang tua, membuat bertambahnya faktor-faktor yang akan membuat Anda dan si dia sulit bersepakat, dan tentu saja berkurangnya waktu untuk menikmati waktu berduaan saja. Kombinasi ini adalah ujian berat bahkan bagi pasangan yang memiliki ikatan kuat.

Trouble maker 3
Daily stresses

Stres atau tekanan yang rutin Anda hadapi sehari-hari akan memperburuk masalah-masalah yang sudah ada. Sama seperti tekanan finansial, stres umum yang muncul setiap hari bisa menguji kesabaran dan optimisme, menyebabkan Anda dan si dia semakin kurang saling memberi perhatian.

Trouble maker 4
Busy Schedules

Tanpa Anda sadari, problem-problem dalam pernikahan muncul akibat ketidakmampuan pasangan dalam mengatur waktu sehingga kesibukan mengambil alih segalanya. Pertama, pasangan yang sangat sibuk kemungkinan besar mendapati diri mereka merasa tertekan, terutama jika dalam beraktivitas sehari-hari tidak didukung oleh konsumsi vitamin dan asupan gizi yang baik, serta tidur yang berkualitas.

Tambahan lagi, kesibukan membuat kedekatan emosional antara suami dan istri kian berkurang karena minimnya waktu untuk dihabiskan bersama. Lambat laun, hati Anda dan si dia akan mulai terpisah meski fisik dekat secara jarak. Jika Anda berdua tak berusaha memperbaiki keadaan dan mengerahkan kekuatan sebagai satu tim yang kompak, Anda dan si dia hanya akan menghabiskan waktu dengan saling tuding dan menyalahkan.

Kesibukan memang bisa menjadi sumber masalah, namun itu hanya terjadi jika Anda atau pasangan Anda tak mampu mengatur jadwal dengan baik. Ini sebuah tantangan yang menanti untuk Anda berdua selesaikan dengan bijaksana.

Trouble maker 5
Poor Communications

Penyebab terbesar problem dalam rumah tangga adalah kurangnya komunikasi atau cara berkomunikasi yang buruk. Dan komunikasi yang buruk akan merusak semua yang telah dengan susah payah Anda bangun berdua di awal pernikahan. Komunikasi yang sehat adalah kunci utama.

Trouble maker 6
Bad Habits

Kadangkala pasangan bisa menyadari problem-problem dalam perkawinan lebih mudah diatasi jika keduanya mampu mengenali kebiasaan buruk masing-masing dan berusaha keras menghilangkannya. Misalnya, Anda lebih memilih diam ketika pasangan dengan malasnya membiarkan sepatu, baju, koran, atau buku-bukunya berserakan di mana-mana. Atau, Anda punya kebiasaan buruk selalu mengkritik dengan keras tindakan, pemikiran, ucapan, atau bahkan ide pasangan tanpa mempertimbangkan perasaannya.

Pada dasarnya tipe masalah yang berasal dari kebiasaan buruk ini sangat bisa diatasi. Bahkan jika hanya salah satu pihak yang punya kesadaran untuk melakukan perubahan karena perubahan sesedikit apa pun akan menciptakan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

0 comments:

Reply To This Comment

Posting Komentar