Rabu, 21 Desember 2011
Mitos Keliru Mengenai Lemak...
Sejak beberapa dekade terakhir ini, kata lemak selalu dikaitkan dengan penyakit. Mendengar kata lemak saja, sudah melambungkan imaji pada sesuatu yang tidak sehat. Lemak selalu dikaitkan dengan kadar kolesterol tinggi, penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Tapi benarkan semua itu ?. Para pakar ilmu pangan selalu mengkaitkan lemak, khususnya lemak hewani dengan risiko serangan infark jantung.
Akan tetapi sejauh ini belum ada bukti ilmiah menyangkut dampak negatif lemak. Kebanyakan publikasi berisi tuduhan, tapi bukan bukti. Bahkan penelitian menunjukan, kaitan antara berbagai kasus penyakit dengan konsumsi lemak, ternyata kebalikan dari tuduhan.
Mitos menyesatkan menyangkut lemak, dimulai dengan propaganda di tahun 50-an. Ketika itu di Amerika Serikat mulai dilancarkan perang melawan lemak. Tokoh penggagasnya adalah Ancel Keys, ahli kedokteran dari Universitas Minnesota. Ia menyebutkan, mengamati sejumlah kasus di infark jantung berbagai negara. Keys menarik kesimpulan, di negara yang konsumsi lemak hewaninya rendah, angka serangan infark jantungnya juga amat rendah. Mulai saat itulah Keys mengkampanyekan gerakan hidup sehat, dengan mengurangi makan lemak hewani. Akan tetapi Keys juga harus mengakui, tidak terdapat bukti kuat menyangkut dampak makanan terhadap risiko serangan jantung. Sampai akhir tahun 60-an, bukti ilmiah mengenai dampak makanan, khususnya lemak hewani pada risiko penyakit tetap tidak ditemukan. Tahun 1969 komisi ahli dari institut kesehatan jantung nasional Amerika Serikat-NHI mengumumkan, tidak mengetahui apakah perubahan pola makan berdampak langsung pada risiko penyakit jantung dan metabolisme.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar